SASTRA BANDINGAN

Sosial-Religi dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan dan Strong at the Broken Place: Kajian Sastra Banding
Okto Dwi Winarto                  A310120116
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk membanding niai-nilai sosial dan religi antara novel Indonesia dan novel terjemahan dari Amerika. Dalam membandingkan kedua novel tersebut mengidentifikasi persamaan dan perbedaan nilai-nilai sosio-religi yang tersirat dalam cerita yang disajikan. Kajian menyampaikan pada nilai sosial dan nilai religi yang didapatkan oleh tokoh-tokoh yang ada di kedua novel tersebut. Kedua novel tersbut terdapat afinitas yang ada kesamaan dalam alur cerita. Novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar ini terdapat nilai sosial dan religi yang sangat menonjol. Kehidupan yang dipenuhi dengan kisah-kisah pilu kemudian diakhiri  dengan kemuliaan yang tertuju pada transedensial. Hubungan manusia dan hubugan dengan Tuhan tersebut juga terdapat dalam novel terjemahan Strong at the Broken Place, novel tersebut juga ada nilai sosial dan nilai religi. Namun ada beberapa perbedaan dari kedua novel itu. Perbedaanya yaitu untuk novel Surat Kecil untuk Tuhan tokoh yang menderita penyakit parah hanyalah satu orang dan seorang muslim Ia ialah Keke. Sedangkan, novel Strong at the Broken Place terdapat lima tokoh yang menderita penyakit parah dan beragama Nasrani.
Kata Kunci: novel, sosial, religi, afinitas

A.    PENDAHULUAN
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang mana manusia itu diberi kemampuan untuk berfikir dalam kegiatan sosial maupun agama. Selo Soemarjan dan Soelaman Soemardi (dalam Soekanto 1982: 18) menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari strruktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahn sosial. Dan setruktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah ssosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial.
 Proses sosial adalah pengaruh tiimbal balik antara perbagai segi kehidupan bersama, umpanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi dan sebagainya. Sedangkan Roucek dan Werren (dalam Soekanto 1982: 18) menyebutkan bahwa sosiologi adalah iilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.pengertian tentang interkasi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarrakat. Umpamanya di Indonesia dapat dibahas mengenai betuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara perbagai suku bangsa atau antara golongan terpelajar dengan golongan agama.   
Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya.  Semenjak dilahirkan manuusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawan sehingga dia disebut sebagai animal sosial. Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan budaya-budayanya (Setiadi, 2008: 178).
Seseorang dalam kehidupan sehari-hari tentunya tidak terlepas dari hubungan dengan keluarga, Karena keluarga merupakan tempat seseorang mendapatkan ilmu sosial pertama kali ketika hidup di dunia. Dengan adanya keluarga seseorang bisa memperoleh nilai-nilai kehidupan baik itu moral, akhlak maupun nilai-nilai religi yang sangat berguna untuk mengayomi diri dari sesuatu hal yang buruk.
Kekuatan agama ada pada harapan soal agama dan keberagaman sangat terkait dengan pergulatan dan pengalaman tiap-tiap individu umat beragama. Beberapa peristiwa atau pengalaman unik dan menggetarkan bisa saja sangat mewarnai corak keberagaman seseorang karena itu, aspek pengalaman manusia selalu menjadi kategori penting dan tidak bisa diabaiikan dalam melihat pola dan corak keberagaman seseorang (Assyaukanie, 2008: 51).
Setiap manusia tentunya mempunyai keinginan mendekatkan diri kepada Tuhannya baik melalui ibadah secara umum maupun khusus. Hal ini bertujuan untuk menjaga diri manusia dari godaan-godaan yang mampu merugikan dirinya dan orang lain, banyak orang yang lupa kepada Tuhannya disebabkan oleh urusan-urusan duniawi yang menjadi prioritas utama. Cara untuk menghindari berbagai hal negative adalah dengan mengisi semua celah kekurangan yang masih ada pada diri kita serta dengan menyebarluaskan seruan seruan untuk mengenyahkan kelemahan dan bangkit dari penyembahan terhadap fisik dan materi (Gulen: 2012: 30). Selain itu, banyak juga orang yang berubah dari awalnya tidak mementingkan urusan duniawi menjadi taat dan patuh kepada Tuhannya. Ada beberapa faktor disini yaitu bisa dari pengalama-pengalaman religious, menuntut ilmu-ilmu agama, mendapatkan musibah yang mampu menyadarkan mereka, bahkan melalui penyakit yang sedang diderita.
Sastra bandingan merupakan suatu kajian perbandingan dua karya sastra atau lebih dari dua Negara yang berbeda dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan memahami proses penciptaan dan perkembangan sastra dua Negara, menurut Trisman , dkk (dalam Wulandari 2014: 15). Secara hakikat kata banddingan berasal dari kata banding. Bandingan berarti “tata/timbangan” atau “imbangan”. Bandingan juga dapat diartikan pula membandingkan (to compare)  dari berbagai aspek (Wulandari 2014:17). Dengan demikian hakikat sastra banding adalah menyandingkan dua karya sastra atau lebih. Sastra banding merupakan jalur pengkajian sastra secara kritis dan proposional. Kajian ini akan mendudukan sastra pada tataran estetis, sosiologis, psikologis dan pragmatisnya bagi ilmu-ilmu lainnya.
B.     METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan penelitian ini adalah hermeneutik. Hermeneutik ialah sebuah metode untuk memahami teks yang diuraikan dan diperuntukkan bagi penelaahan teks karya sastra (Endraswara, 2013:74).  Namun pendekatan yang digunakan ialah intertekstualitas. Intertekstualitas merupakan konsep keilmuan yang mulanya dikemukakan Bakhtin dengan membuat beragam pertanyaan dengan pernyataanya, yaitu tidak ada ucapan atau tuturan (utterence) tanpa hubungan dengan tuturan yang lain, dan ini penting (Wulandari, 2014: 97).  Sebuah teks lahir dari teks-teks lain danharus dipandang sesuai tempatnya dalam kawasan tekstual. Inilah yang disebut intertekstual.
Prinsip ini berarti bahwa teks sastra dibaca dan harus dengan latar belakang teks-teks lain; tidak ada sebuah sebuah teks pun yang sunguh-sunguh mandiri. Setiap teks merupakan mosaik kutipan-kutipan dan merupakan penyerapan (transformasi) teks-teks lain.  Maksudnya setiap teks itu mengambil hal-hal yang bagus diolah kembali dalam karyanya atau ditulis setelah melihat, meresapi menyerap hal yang menarik baik secara sadar maupun tidak sadar.
Pendekatan intertekstual ini digunakan untuk mengkaji dua novel yang dibandingkan. Peneliti mencari hal-hal yang penting dari isi cerita, alur cerita, dan nilai-nilai yang terkandung dalam kedua novel tersebut. Peneliti kemudian, mencari afinitas yang ada dalam novel Surat kecil untuk Tuhan dan novel terjemahan Strong at the Broken Place mengenai unsur intrinsik cerita tersebut baik itu  tokoh cerita, setting cerita, gaya, tema maupun mood yang ada relevansinya dengan kajian yang peneliti lakukan yaitu sosial-religi.

C.    Hasil dan Pembahasan
Novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar ini menceritakan kisah pilu anak gadis yang bernama Gita Sesa Wanda cantika atau yang akrab dipanggil dengan sebutan Keke. Gadis yang berusia 13 tahun tersebut terkena penyakit yang bisa terbilang sangat langka di Indonesia. Penyakit itu bernama Rabdosmiosarkoma atau nama lainnya kanker jaringan lunak. Penyakit tersebut adalah penyakit ganas bahkan Keke diprediksi hanya bisa bertahan selama 5 hari saja. Penyakit langa itu semakin hari menjalar ke wajahnya hingga hampir tidak bisa dikenali lagi.
Perjuangan  gadis kecil itu waktu demi waktu terus berjuang untuk melawan penyakitnya dan terus malakukan kegiatan seperti biasanya. Dari pihak keluarga pun merahasiakan penyakit ini, namun pada akhirnya Keke mengetahui bahwa didalam dirinya bersarang penyakit yang mematikan. Melihat kenyataan tersebut dia tidak menyalahkan siapa-siapa, dia hanya bersabar dan bangga terhadap dirinya bahwa dalam keadaan seperti itu dia masih bisa berprestasi di sekolahnya. Walaupun mengalami cobaan yang begitu menyedihkan Keke tetap berusaha tersenyum kepada siapa pun yang dia kenal. Selain itu ayahanda keke dengan sabar selalu menemani putri yang dicintainya tersebut dan terus berjuang untuk mengobati penyakit yang berbahaya tersebut dari anaknya.
Tuhan pun menunjukkan kebesaranya dengan memberikan kesempatan Keke untuk hidup 6 bulan lagi setelah kedua orang tuanya menginginkan keke untuk dioprasi oleh dokter khusus. Inilah buah dari usaha dan doa orang-orang yang disayangi oleh keke. Kejadian ini terjadi pertama kali di Indonesia khususnya di dunia kesehatan yang mana dokter Indonesia mampu menyembuhkan kanker ganas yang sangat langka untuk dialami oleh seorang gadis remaja, karena penyakit ini biasanya diidap oleh orang tua. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama karena penyakit ganas itu kembali datang dan hinggap di pelipis kanan Keke. Tapi dia tidak marah kepada Tuhan. Keke malah bersyukur menghadapi kenyataan tersebut karena sudah diberi kesempatan hidup selama 6 tahun, yang sebelumnya divonis hanya bisa hidup selama 5 hari.
Kali ini ia merasa bahwa kanker yang muncul kedua kali ini berbeda dengan kanker yang sebelumnya. Kanker ini sepertinya sudah kebal oleh bahan pengobatan bahkan yang ini lebih ganas dari yang sebelumnya, kanker tersebut menjalar keseluruh tubuh keke dan dia koma selama tiga hari di RSCM. Walaupun seperti itu keke tetap berusaha tenang dan akhrinya nafas keke berhenti pada tanggal 25 Desember 2006 sebelum Ia meninggal dunia dia menulis sebuah puisi yangberjudul Surat kecil untuk Tuhan.
Novel terjemahan yang berjudul Strong at the Broken Place karya Richard M. Cohen ini memiliki tokoh utama yaitu Denisse, Buzz, Sarah, Ben dan Larry. Kelima tokoh tersebut telah mengalami berbagai cobaan duniawi yang sangat memilukan. Dalam kehidupan sehari-hari mereka melakukan banyak kegiatan walaupun kelima orang tangguh tersebut hidup dalam kondisi yang tidak begitu sempurna. Manusia merupakan makhluk yang bersegi jasmaniah (raga) dan rohaniah (jiwa). Segi rohaniah manusia terdiri dari piikiiran dan perasaan. Segi rohaniah di dalam proses pergaulan hidup dengan sesamanya menghasilkan kepribadian.
Proses pembentukan kepribadian dalam diri manusia berlangsung terus menerus sampai dia mati. Proses pembentukkan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dirinya sendiri maupunn yang berasal dari lingkungan. Manusia mempunyai naluri untuk selalu senantiasa berhubungan dengan sesama. Pergaulan tersebut menghasilkan pla kehidupan yang dinamakan pola ineraksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan-pandangan mengenai kebaikan dan keburukan (Soekanto: 1982: 103).
Tokoh yang bernama Denise Glass dalam novel terjemahan ini telah divonis oleh dokter penyakit ALS (amytropic lateral sclerotis) yang mana penyakit ini menyebabkan penurunan sangat cepat fungsi saraf motoric pada batang otak saraf tulang belakang yang menyebabkan kelumpuhan otot menjadi penghancur pribadi, kehancuran total. Meskipun dalam keadaan seperti itu, Denise selalu berharap untuk menjadi seorang yang mempunyai keyakinan kesembuhan yang tinggi akan penyakit yang dialaminya.  Sedangkan Buzz menderita Limfoma non-Hodgkin. Limfoma adalah kanker yang tumbuh dalam sistem limfa, bagian yang tak terpisahkan dari sistem pertahanan kekebalan tubuh. Untuk Ben Cumbo menderita Duchenne muscular dystropy (penyakit yang ditandai oleh menurunya kekuatan otot. Dan mengancam otot-ototnya akan mengalami kehancuran.
Sarah levin  adalah seorang jurnalis cantik yang menderita penyakit Crhon. Dia mengalami kasus yang sanagt buruk yang mana penyakit ini melemahkan saluran pencernaan sehingga proses untuk melakukan buang air sangatlah mengerikan baginya. Sedangkan Larry Flieks mengidap gangguan gangguan bipolar, dulu dikenal sebagai manik depresi (manic depression) kelainan mental yang menyebabkan penderitaannya merasakan gembira dan sedih secara berlebihan.
.   
1.      Nilai Sosial dalam Novel Surat Kecil untk Tuhan dan Strong at the Broken Place
Novel terjemahan Strong at the Broken Place karya Richard M. Cohen ini mengkisahkan lima orang yang gigih melawan penyakit yang bisa dibilang penyakit ganas. Mereka adalah Denis seorang wanita dewasa yang sangat mementingkan pendidikannya, walaupun dia sudah lima tahun diserang penyakit yang parah namn dengan kegigihannya dia terus berusaha untuk bersikap baik kepada setiap orang yang dijumpainya, Denise hidup di pinggiran kota Angeles. Dia hidup di kalangan masyarakat menengah.
Nama selanjutnya adalah Buzz. Dia pria botak yang mengidap kanker memiliki kehidupan yang unik karena Buzz selalu tampil percaya diri atau merasa paling nyaman dengan kondisinya untuk melakukan kegaiatan. Ciri khas Buzz yang senantiasa bersikap pasif tergamabr baik dalam kedamaian yang dalam atau kengerian yang benar-benar dia ingkari. Perjuangan dia lakukan secara diam-diam hanya diketahui dirinya sendiri.
Ben seorang manusia yang menjunjung rasa optimisme yang tinggi, dia merupakan contoh hidup yang dia yakini. Hidup di sebuah kalangan yang tidak mendukung dirinya, dia melakukan sesuatu yang sangat mengagumkan dengan berpendirian bahwa hidup dengan keadaan yang tidak sempurna adalah kenikmatan tertentu dan dia selalu melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi sanak keluarganya.Sarah levin adalah seorang guru yang mengajar di dalam maupun di luar kelas dengan anak-anak yang memilki kesulitan keterampilan.
Pandangannya terhadap kehidupan ini berasal dari pemahaman akan dunia di sekitarnya. Sebagai pekerja sosial, dia tahu bahwa hidup ini harus bisa menjalin hubungan yang baik dengan yang lain khususnya sesama manusia. Hal ini, mempunyai kesamaan dengan Novel Surat Kecil untuk Tuhan yang mana tokoh utamanya yaitu Keke gadis kecil yang menderita penyakit kanker jaringan lunak dalam kehidupan sehari-hari terdapat nilai-nilai sosial. Adanya interaksi sosial tersebut karena terdapat kontak sosial dan adanya komunikasi. Keke walaupun dalam tubuhnya terdapat penyakit namun dia tetap menjalin hubungan yang baik dengan keluarga maupun teman-temannya. Hal ini membuktikan bahwa Keke memiliki etika atau norma yang baik.
Nilai sosial ini tentunya terbangun karena keadaan lingkungan yang ada di sekitanya. Kondisi keluarga yang sangat mencintai dia kemudian teman-teman-temanya yang begitu sayang dengan dia menumbukan sikap percaya diri dan optimisme yang tinggi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik seperti orang-orang normal lainnya. Kedua novel tersebut sama-sama menggambarkan nilai-nilai sosial yang sangat menarik bagi pembaca yang di sampaikan melalui tokoh-tokoh yang ada di Novel tersebut. Sebagai pembedanya pada novel Surat Kecil untuk Tuhan, Keke menjalani proses sosialnya masih bergantung dengan keluarga dan teman-temannya. Namun di novel terjemahan Strong at the Broken Place ini ke lima tokoh menjalani kehidupan lebih mengandalkan kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan walaupun penyakit parang menggelayuti diri mereka.
2.      Nilai Religius dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan dan Strong at the Broken Place
Nilai religius yang terdapat pada novel Surat Kecil untuk Tuhan adalah cerita berlatar belakang islami yang menyajikan cerita  mengenai sebuah perjuangan hidup seorang anak kecil bernama keke yang melawan penyakitnya. Anak itu terus berusaha, berjuang melawan penyakitnya, berikhtiar dan tetap bersabar sembari terus berusaha menjadi manusia yang tetap tabah dan tegar dalam menghadapi cobaan. Walaupun keke divonis penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi, dia terus berusaha untuk membahagiakan orang disekitarnya, dan bisa  dibuktikan dengan prestasi yang dia miliki. Selain itu, mengajarkan kepada para pembaca bahwa kita harus lebih banyak bersyukur dan tidak menyombongkan diri, dan dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan terdapat pula nilai-nilai sosial, bahwa sesama teman (sesama manusia) saling membantu dan memberi dukungan pada siapa saja yang ada disekitar kita.
Novel Strong at the Broken Places (tegar dalam penderitaan) terdapat kesamaan dengan novel surat kecil untuk tuhan yang menyajikan nilai-nilai religius walaupun novel surat kecil untuk tuhan berlatar belakang Islami sedangkan novel Strong at the broken places berlatar belakang  non islam (nasrani). Novel ini menyajikan sebuah cerita religius mengenai perjuangan 5 warga Negara penderita sakit. Lima orang itu berbeda usia dam jenis kelamin, ras dan status ekonominya, tetapi bertekad menjalani kehidupan sesuai cara masing-masing, berbagi kebahagiaan walaupun dalam kondisi yang menyakitkan hati.
Walaupun penyakit masing-masing merusak dengan cara yang berbeda. Penulis menyajikan sebuah nilai-nilai religius ditunjukksn oleh pengalam mereka yang sungguh mirip dan memberikan pelajaran bagi kita tentang ketabahan, keberanian, menghadapi kesukaran dan ketidakpedulian masyarakat mempertahankan harapan, serta bagaimana mencari kekuatan dan kedamaian dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.
D.    PENUTUP
Kajian sastra banding ini mengkaji kehidupan sosial dan religi yang terdapat dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar dan novel terjemahan Strong at the Broken Place karya Richard M. Cohen. Sosiologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk mengenai kehidpan manusia dengan manusia yang ada di lingkungan masyarakat. Sedangkan, kajian religi merupakan kajian yang melihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan. Kedua novel yang dikaji ini terdapat kesamaan mengenai hubungan afinitas cerita. Dari tema maupun nilai-nilai yang muncul keduanya mengisahakan tentang perjuangan seseorang melawan penyakit yang Ia derita. Namun, dengan adanya penyakit tersebut  membawa mereka menemukan nilai-nilai ketuhanan yang semstinya.

DAFTAR PUSTAKA
Endraswara, Suwardi. 2013. Teori Kritik Sastra: Teori, Falsafah, dan Penerapan.  Yogyakarta: CAPS.
Gulen, Muhhammad Fethullah. 2012. Bangkitnya Spiritualitas Islam. Jakarta:                                                 Republika.
Wulandari, Josi 2014. Sastra Bandingan. Solo: Jagad Abjad.
Setiadi, Elly M, dkk. 20o8. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada                                           Media Group.
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo                                              Persada.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel