Menemukan Unsur-unsur Pembentukan Puisi


 

Dalam kehidupan sehari-hari puisi sering simak misalnya melalui lagu-lagu. Syair-syair lagu memang banyak yang berupa puisi. berpuisi sebenarnya bukan hal yang asing lagi bagi kita semua. Suasana hati menjadi indah dengan mendengarkan mendengar dan membaca sesuatu yang dipuisikan, bukan? Apalagi kalua kita sendiri yang mengerkspresikannya. Semakin seneng karena banyak orang yang suka. Itulah yang namanya berkah dari puisi.

A.    Menemukan Unsur-unsur Pembentuk Puisi

1.      Perhatikan teks berikut.

 

Hujan Bulan Juni

Oleh: Saparuh Djoko Damono      

 

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasikannya sintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan Juni

Dihapusnya jejak-jejak kakinya

Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.

 

Teks tersebut dinamakan puisi. Puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Puisi mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada sang Khalik yang kamu ungkapkan dalam bahasa keagamaan hanya saja kita jarang menyadarinya bahwa itu merupakan puisi.

Unsur-unsur puisi

a.       Majas dan irama

1)      Majas (Figurative language) merupakan bahasa khas yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perempumaan.

2)      Irama

Irama (musikalisasi) merupakan alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang . irama berfungsi untuk memberikan jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnyabisa membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.

Perhatikan, misalnya, puisi “Hujan Bulan Juni”

a)      Dalam puisi terdapat dua majas yang dominan.

(1)   Majas personifikasi, merupakan majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat layaknya manusia. Dalam puisi itu dibandingkan adalah hujan. Hujan memiliki sikap tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya dimiliki oleh manausia.

(2)   Majas paralelisme

Majas paralelisme, merupakan majas yang berulangan yang tersusun dalam baris yang berbeda. Kata yang mengalami perulangan dalam puisi itu merupakan taka ada yang lebih. Kata-kata itu berulang pada setiap baitnya.   

b)      Irama puisi

Pada dasarnya sebuah puisi perlu diekspresikan dengan santun dan lembut sebagai perwujudan dari rasa empati, simpati dan kagum. Seperti contoh yang ada pada puisi “ Hujan bulan Juni” yang memiliki arti sikap tabah, dan bijak.

b.      Penggunaan Kata-kata konotasi

            Pada hakikatnya kata konotasi merupakan kata yang meiliki makna tidak sebenarnya. Maksudnya kata tersebut sudah mengalami penambahan kesan maupun imajinasi dari si penulis. Seperti kita ketahui kata-kata di dalam  puisi banyak menggunakan kata yang bermakna konotatif (tidak sebenarnya). Perhatikan kembali puisi “Hujan Bulan Juni”. Kata-kata yang bermakna konotasi dalam puisi tersebut adalah sebagai berikut ini.

Kata

Makna dasar

Makna tambahan

Hujan

Air yang hujan dari langit

Perbuatan baik

Rintik

Titik percik air

Suatu yang kecil, tetapi banyak

Jejak-jejak kaki

Tapak

Pengalaman hidup

Jalan

Tempat untuk melintas

Alur kehidupan

Diserap

Masuk ke dalam liang kecil

Dimanfaatkan

Akar

Bagian terbawah dari pohon

Awal kehidupan

.

c.       Kata-kata berlambang

Lambang atau simbol merupakan sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantaiu dan padi kapas dalam gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Maksudnya tersebut menyatakan makna tertentu yang bisa dipahami secara umum. Ranting bermakna perlunya persatuan dan kesatuan bagi rakyat Indonesia. Padi kipas dilambangkan kesejahteraan dan kemakmuran, tunas kelapa berarti anggota Pramuka yang diharapkan menjadi generasi yang guna bagi agama, nusa, dan bangsa.

Lambang-lambang ini sering digunakan penyair dalam puisinya. Dalam puisi “Hujan Bulan Juni”. Lambang yang dimaksud adalah, kata “hujan” dan “Bunga” merupakan perlambangan bagai “kebaikan” ataupun “kesuburan”. Sementara itu, bunga bermakna “keindahan”.

 

d.      Pengimajinasian

Pengimajinasian merupakan kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-seolah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Denghan begitu pembaca seolah-olah mendengar suara, melihat benda, atau meraba dan menyentuh benda-benda imajinatif.  

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel